Sejak duduk di bangku sekolah bagus, Tegar sudah diajari cara membedakan kretek yang baik dan yang buruk. Ia bahkan mengetahui seluk beluk sebuah pabrik kretek, lengkap dengan orang-orang di dalamnya. Ayah memberinya amanah agar suatu saat mereka bisa berkumpul di lingkungan bisnis. Tegar juga bekerja sebagai penggilingan saat liburan, jadi dia tahu bagaimana rasanya bekerja di pabrik kretek.
Tegar juga diajari cara mencari bahan kretek yang bagus. Ayah pernah mengajaknya berbelanja tembakau dan cengkeh di desa Legoksari, Temanggung. Ia heran mengapa Romo membeli mbako di gudang yang lebih ramai, padahal ada yang lebih sepi. Saat itu Romo mengatakan ini:
“Romo belum bisa membeli makanan di gudang itu. Karena kalau kita beli di gudang, berarti kita harus menaikkan harga kretek. Kalau kita naikkan harga kretek, Romo berani bertaruh, ada kemungkinan pelanggan kita akan beralih ke kretek lain, karena kretek kita terlalu mahal. Artinya kretek kita tidak laku. Kalau tidak laku berarti Romo tidak bisa membayar karyawan. Anda mengerti?”
Djagad Raja kretek lebih dikenal luas karena gethoknya yang menular. Berbeda dengan kretek lain yang dipromosikan melalui iklan di Al-Qur'an dan televisi. Djagat Raja kretek telah melewati zaman. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga kemerdekaan, dan sekarang zaman modern dimana orang dapat dengan mudah menemukan segala jenis kretek di toko-toko atau warung pinggir jalan.
Baca Juga: Baca Novel Layangan Putus Full Episode Gratis (Update)
Lebas tidak habis pikir kenapa Romo menyuruhnya dan kedua kakak laki-lakinya untuk mencari Jeng Yah, wanita yang disebut-sebut sebagai cinta pertama Ayahnya.
“Kau tahu bekas luka di dahi Ayah?”
“Yah, itu bukan sembarang luka. Orang yang memukulnya dengan jarum suntik petromax di dahi Romo, ya, Jeng Yah”
Baca Juga: Teori One Piece: Kemampuan Luffy Memiliki Buah Iblis Hito-Hito no Mi, Ini Penjelasannya!
“Hah?”
“Ya, dan… Jeng Yah memukulnya di hari pernikahan Ayah dan Ibu.”
Dalam perjalanan mencari Jeng Yah, Lebas sempat mencicipi jenis kretek lain yang ditawarkan teman-teman di Cirebon, namun rasanya mirip dengan kretek Djagad Raja. Kretek ini sangat mirip dengan Lebas, yang mengira itu adalah kw kretek yang kesekian kalinya dibuat oleh pabrik keluarganya.
Dalam pencarian sosok Jeng Yah, Lebas, dan Tegar, mereka menemukan cerita tentang asal mula kretek keluarga mereka. Di antara kekhawatiran mencari Jeng Yah, ternyata ada kisah cinta rumit yang mengantarkan mereka pada kisah bisnis kretek tiga generasi. Mulai dari kisah cinta Idroes Muria-Roemaisa-Soedjagat, kisah hidup Dasiyah-Soeraja, dan kisah keluarga Tegar-Karim-Lebas.
Jeng Yah dulunya adalah pemilik gadis kretek, kretek lokal kota M yang terkenal di zamannya. Jeng Yah dan Pak Raja, sempat menjalin asmara sebelum Pak Raja menikah dengan istrinya.
Follow us on
