Resensi Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir Karya Salim A Fillah

Redaksi PetiknetSabtu, 15 April 2023 | 19:36 WIB
Review Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir Karya Salim A Fillah
Review Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir Karya Salim A Fillah

Secara keseluruhan, “Buku ” merupakan novel yang menarik dan penuh dengan inspirasi bagi pembacanya. Novel ini juga memberikan gambaran yang jelas mengenai dan budaya Utsmaniyah pada abad ke-19, serta menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam mempertahankan keutuhan sebuah negara dan bangsa.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir Karya Salim A Fillah

Sebelum memberikan pandangan subjektif terhadap buku ini, saya ingin mengucapkan apresiasi kepada penulis yang telah melakukan riset panjang selama dua tahun dengan menemui keturunan Pangeran, menjejak kaki di tanah Istanbul untuk menelusuri Turki Utsmani, hingga mendarat di Belanda dan meneliti berbagai catatan musuh Pangeran di Perpustakaan Universiteit Leiden, demi menghasilkan karya tulis ini.

Seperti buku-buku lainnya, Salim A. Fillah adalah seorang penulis yang gemar meletakkan rima pada setiap paragraf deskripsinya. Gaya bahasanya khas, kata-katanya mengalir, dan tidak membosankan. Penggambaran latar waktu, tempat, dan budaya pun dibuat sedetail mungkin sehingga pembaca tidak perlu repot membayangkan situasi yang sedang dibahas. Pembaca bisa langsung dibawa hidup ke dalam cerita.

Detail deskripsi ini pula yang membuat pembaca bisa merasakan empati terhadap tokoh-tokohnya. Saya sendiri pernah terbawa suasana ketika membaca pesan dakwah Alemdar untuk Nusantara. Lalu tersenyum-senyum sendiri pada kisah cinta Siti Fatmawati dengan dua . Lalu terpingkal-pingkal karena kejenakaan dua abdi Pangeran yang banyumasan dan suka bertengkar. Lalu merasa geregetan dengan Belanda dan segala bentuk pengkhianatan. Lalu merasa emosi pada Patih Danurejo yang merendahkan perempuan. Dan di lain waktu, saya merasa kagum atas hebatnya kesabaran yang dimiliki Pangeran.

Alurnya yang acak mungkin merupakan tantangan tersendiri. Ini memang merupakan fiksi yang lazimnya membosankan. Tapi Salim A. Fillah sengaja menyimpan kejutan yang di setiap tempat terus bermunculan. Ada banyak plot yang tidak bisa dilewatkan. Apalagi twist di akhir dari Cao Wan Jie yang tidak bisa diprediksi. Pembaca akan terus merasa penasaran.