PESAN DAKWAH
Sejak awal kisah, pesan dakwah yang diharapkan penulis menjadi inti cerita sudah terasa kuat. Pesan itu tergambar dalam dialog antara guru dan muridnya tentang sabda Nabi bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari Timur. Ketika murid bertanya di mana Timur itu, sang guru menjawab, “Sungguh aku berharap agar yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas besar kalian adalah menggenapi syarat-syaratnya agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban Islam. Hidupkanlah jihad. Tegakkan syari'at. Satukanlah ummat.” (hal. 18)
Pesan yang membangkitkan semangat dakwah ini dibaca oleh Sang Pangeran di tengah penyerangan Puri Tegalrejo, Barat Laut Yogyakarta pada 20 Juli 1825 oleh ratusan Hussar Kavaleri Belanda. Beruntungnya, Pangeran Diponegoro yang menjadi target utama serangan berhasil melarikan diri dan membangun markas pertahanan di Selarong. Inilah awal mula Perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun dan menimbulkan kerugian besar bagi pihak Belanda.
Kesimpulan
“Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir” karya Salim A Fillah merupakan sebuah novel sejarah fiksi yang mengambil latar belakang Dinasti Utsmaniyah pada abad ke-19. Novel ini mengikuti perjalanan seorang pangeran muda bernama Mahmud yang mencari kebenaran dan keadilan di tengah-tengah korupsi dan intrik politik yang melanda kekaisaran Utsmaniyah.
Dalam novel ini, terdapat beberapa tokoh penting seperti Mahmud sebagai karakter utama, Osman sebagai ayah Mahmud dan juga Sultan Utsmaniyah, serta beberapa karakter pendukung lainnya. Konflik utama dalam novel ini adalah konflik antara kebenaran dan kekuasaan, di mana Mahmud berjuang untuk mempertahankan nilai-nilai kebenaran dan keadilan di tengah-tengah kekuasaan yang korup.
Gaya penulisan dalam novel ini cukup lugas dan mudah dipahami, namun juga mengandung nuansa sejarah dan budaya Utsmaniyah yang kental. Tema utama dalam novel ini adalah mengenai kebenaran, keadilan, dan pengorbanan untuk negara dan bangsa. Pesan moral yang ingin disampaikan dalam novel ini adalah tentang pentingnya mempertahankan nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam menghadapi kekuasaan yang korup.