Resensi Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir Karya Salim A Fillah

Redaksi PetiknetSabtu, 15 April 2023 | 19:36 WIB
Review Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir Karya Salim A Fillah
Review Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir Karya Salim A Fillah

PETIK.NET - Buku karya adalah sebuah karya sastra yang mengisahkan kehidupan di masa . Dalam buku ini, penulis memperkenalkan tokoh utama bernama Hafizh, seorang pemuda yang bercita-cita untuk menjadi prajurit , pasukan elit yang terkenal tangguh di era kejayaan Utsmaniyah.

Namun, nasib berkata lain ketika Hafizh dipilih sebagai pengawal putra mahkota, Mustafa. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yuk, simak ini!

Pendahuluan

Buku “Sang Pangeran dan Terakhir” karya merupakan sebuah karya fiksi yang mengangkat kisah tentang pada abad ke-18. Buku ini mengambil setting pada masa pemerintahan Sultan Mustafa III yang terkenal sebagai periode kejayaan Dinasti Utsmaniyah.

Cerita dalam buku ini diawali dengan kisah seorang janissary bernama Hafizh yang diangkat menjadi pengawal Sultan. Namun, kisah ini kemudian berubah menjadi cerita tentang seorang pangeran dalam merebut takhta Utsmaniyah dan menghadapi berbagai yang terjadi di sekitarnya.

Dalam resensi ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai latar belakang Dinasti Utsmaniyah, pengenalan tokoh-tokoh penting dalam buku, gaya penulisan, tema, yang ingin disampaikan, serta ringkasan keseluruhan ulasan.

  • Latar Belakang Buku

“Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir” adalah salah satu karya fiksi sejarah yang ditulis oleh penulis Indonesia, Salim A. Fillah. Buku ini bercerita tentang Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda di Jawa pada abad ke-19, serta kisah seorang janissary Turki bernama Cao Wan Jie yang menjadi pengikut Pangeran Diponegoro.

Sebelum menulis buku ini, Salim A. Fillah melakukan riset yang cukup panjang selama dua tahun. Ia melakukan perjalanan ke Turki untuk menelusuri sejarah janissary Utsmani, ke Belanda untuk meneliti berbagai catatan musuh Pangeran Diponegoro di Perpustakaan Universiteit Leiden, dan ke Jawa untuk mempelajari sejarah Pangeran Diponegoro dan perjuangannya melawan penjajahan Belanda.