Deskripsi Novel Dibalik Cadar Aisha
Judul: Di Balik Cadar Aisha
Penulis: Almaira
Penerbit: Noveltoon / Mangatoon
Rating: 5.0 (Sangat bagus)
Bahasa: Indonesia
Genre: Romantis
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Buruan saksikan kisah serunya sekarang juga. Reviewnya menarik, apalagi novelnya.
Baca juga : Novel Layangan Putus
Sinopsis Novel Dibalik Cadar Aisha
Aisha segera menutup pintu laptopnya ketika mendengar ketukan, dia segera berdiri lalu berjalan menuju pintu untuk membukanya.
“Kakak saya dipanggil Abah,” kata Maryam, adiknya.
Aisyah mengangguk pelan.
“Tunggu sebentar, Kak, ambil niqabmu dulu,” kata Aisha sambil berjalan ke mejanya, diikuti oleh kakaknya di belakangnya.
Aisha mengambil keputusan dan segera memakainya.
“Kakak,” kata Maryam yang berdiri di belakang Aisyah.
“Hmm..” jawab Aisha yang sedang merapikan kerudungnya yang baru dipakai.
“Kakak akan menikah?” tanya Maryam pelan, ada nada dalam pertanyaannya.
Aisyah segera menoleh, melihat Maryam yang kini tertunduk lesu.
Aisha tersenyum, dia dengan lembut memegangi wajah adik bungsunya.
“Seperti Siti, Lela, dan Zainab, kamu juga pasti akan menikah sayang.”
Mendengar jawaban Aisha, Maryam langsung memeluknya erat.
“Jadi Maryam akan sendirian di rumah ini?”
Aisyah tersenyum.
“Kenapa sendirian? Bukankah ada Ummi dan Abah?” jawab Aisha sambil mengusap punggungnya dengan lembut
adiknya.
Maryam.
“Hanya ada Ummi, Abah jarang pulang.” Maryam menjawab dengan cemberut.
Aisyah tersenyum.
“Sudah. Katanya Abah dipanggil Kakak, nanti Abah marah lho.” Aisha melepaskan pelukannya dan menariknya keluar kamar untuk menemui ayahnya di paviliun pesantren yang jauh dari rumah.
……
“Tanggal pernikahanmu sudah ditentukan, Nak,” kata Abah, mengejutkan Aisha.
Tapi betapapun terkejutnya Aisha masih menundukkan wajahnya di depan ayahnya, dia hanya menjawab dengan anggukan kecil.
“Minggu depan kamu akan menikah sayang.” Umri yang duduk di sebelah Aisha mengusap lembut punggung putrinya.
Aisha melirik ibunya di sampingnya, dengan senyum kecil di balik kerudungnya yang terlihat atau tidak. Aisha mengangguk pelan lagi.
“Persiapkan dirimu nak, kemana lagi nanti kamu akan menjadi istri, semoga ilmu dan ajaran agama yang ditanamkan Abah dan Ummi sejak kecil bisa menjadikanmu istri yang sholeh,” kata Abah.
“Ya, Abah,” jawab Aisyah pelan.
Zainab bernyanyi saudari mendekati Asha dan memeluknya erat-erat.
“Kamu akan pergi dari sini, seperti Siti dan Lela, kamu akan pergi dengan suamimu, kamu tahu bahwa kamu sebenarnya sedih harus berpisah denganmu, tetapi seperti yang dikatakan Abah dan Ummi, kodrat seorang wanita adalah bersama suaminya.”